Vagina seorang perempuan akan menjadi longgar bila telah melahirkan secara normal. Pandangan ini adalah sangat salah, karena lubang vagina pada dasarnya adalah sangat kecil dan sangat elastis sehingga dari lubang yang sedemikian kecil mampu melewatkan tubuh seorang bayi. Dan selain itu, waktu masa Idah selama 40 hari, sudah cukup untuk memulihkan kembali kondisi dari vagina seorang perempuan menjadi normal kembali.
Pemikiran: dengan alasan bahwa vagina istrinya tidak lagi nikmat karena telah longgar disebabkan oleh telah melahirkan secara normal, seorang laki-laki pergi ke pelacur, dan katanya vagina pelacur tersebut lebih nikmat dari vagina istrinya yang telah melahirkan tersebut, padahal tanpa diketahui oleh laki-laki tersebut, si pelacur sudah melahirkan hingga 3 (tiga) sampai 5 (lima) orang anak, sekalipun pelacur tersebut adalah ABG (Anak Baru Gede) alias pelacur belasan tahun, dan selain itu, vagina si pelacur telah dipakai oleh sekian ribu laki-laki.
Kesimpulannya: vagina perempuan tidak berubah setelah melahirkan, terbukti, laki-laki tidak bisa membedakan yang mana yang belum pernah melahirkan dan yang mana telah melahirkan secara normal bahkan hingga 5 (lima) kali.
Keindahan payudara akan menjadi rusak bila telah menyusui bayi. Pandangan ini adalah sangat salah, karena sebagaimana dengan yang terjadi pada vagina di atas.
Keindahan payudara akan menjadi rusak bila dipegang-pegang oleh laki-laki. Pandangan ini juga salah, karena payudara sebagaimana bagian tubuh yang lainnya tidak akan menjadi rusak hanya bila dipegang-pegang, bahkan diremas-remas sekalipun, dan bentuk payudara adalah sebagaimana bentuk pertama kali payudara tersebut tumbuh pada umur belasan tahun, kebanyakan payudara modelnya adalah turun atau menggantung, dan sangat langka yang bentuknya tegak seperti mangkok, memang, bila menyusui, ukuran payudara akan membesar sedikit dan kembali menjadi ukuran normal kembali setelah selesai masa menyusui.
Payudara yang baru pertama kali diremas, ketika diremas akan terasa seperti meremas sekantong beras, dan itu untuk petama kali dan terakhir kalinya.
Selaput dara bisa robek apabila seorang perempuan tersebut terjatuh, naik sepeda, naik kuda, ikut seni bela diri, dll. Hal tersebut adalah sangat tidak benar, karena letak selaput dara adalah ± 4 cm dari mulut vagina, selain itu, selaput dara sebagaimana vagina dan uterus sangat terlindung oleh tulang pinggul, yang mana tulang pinggul terdapat ± 0,5 cm dari mulut vagina, berarti selaput dara masih lebih kedalam lagi sejauh ± 3,5 cm, dan hal tersebut sangat-sangat cukup untuk melindungi selaput dara. Selain itu, karena lubang vagina adalah sangat kecil, maka demikian pula dengan lubang pada selaput dara, ukuran jari kelingking dari seorang perempuan sudah sangat cukup besar untuk bisa merobek selaput dara, apa lagi ukuran kelamin laki-laki yang diameternya mencapai ± 4 cm lebih.
Memang, ada kasus atau kadang-kadang, bahwa selaput dara itu adalah sangat elastis, tetapi itu adalah sangat jarang, selain itu, ukuran kelamin laki-laki sudah sangat cukup besar untuk merobek selaput dara sekalipun selaput daranya tersebut adalah sangat elastis. Adapula issue bahwa pada coitus pertama kali tidak akan berdarah, karena perempuannya dalam keadaan gairah sex yang sangat tinggi, issue itupun tidak benar, karena basahnya vagina tidak melunakkan selaput dara sehingga selaput dara menjadi lebih elastis.
So... bila perempuan melakukan coitus pertama kali pasti berdarah sekalipun sedikit, dan bukan coitusnyalah yang menimbulkan rasa sakit pada perempuan pada pertama kali coitus, tetapi peristiwa robeknya selaput daralah yang menimbulkan rasa sakit pada perempuan yang baru pertama kali melakukan coitus. Hal lain, yang sering terjadi pada perempuan pertama kali melakukan coitus, seringkali terjadi peristiwa yang dalam istilah di Jakarta disebut dengan 'peret' atau masih rapat.
Hal tersebut terjadi bukan karena selaput daranya masih utuh, tetapi karena seorang perempuan yang baru pertama kali melakukan coitus menjadi stress dengan sebab sebab antara lain karena ketidak tahuannya tentang coitus yang sebenarnya, juga membayangkan lubang vagina yang sedemikian kecil harus kemasukan penis yang sedemikian besar, dll. penyebab stress lainnya.
Kejadian tersebut terjadi karena otot-otot pinggul yang terletak didekat mulut vagina menegang (atas dan bawah) yang disebabkan oleh stressnya perempuan tersebut, sehingga penis mengalami kesulitan dalam penetrasi kedalam vagina. So... 'peret' atau masih rapat tersebut bukan karena selaput masih utuh tetapi karena tegangnya otot-otot tulang pinggul yang terdapat di dekat mulut vagina. Hal tersebut dapat dihilangkan dengan membuat perempuan tersebut menjadi relax dalam melakukan coitus pertama kalinya tersebut.
Sesungguhnya ukuran kelamin laki-laki, seberapapun ukurannya mampu memberi kenikmatan yang sama terhadap seorang perempuan dalam coitus, karena vagina adalah sangat elastis, tetapi ada panjang minimal dari penis, yakni minimal kira-kira 4 cm, karena bagian yang paling sensitif dari vagina berada pada posisi kira-kira 4 cm dari mulut vagina, penis yang lebih pendek dari 4 cm tidak akan memberi 'rasa' kepada seorang perempuan dalam suatu coitus.
Vagina pada dasarnya dalam kondisi biasa mampu menampung panjang penis hingga 8 cm, tetapi, sekali lagi, karena vagina adalah sangat elastis, maka vagina mampu menampung penis hingga sepanjang 20 cm, lebih dari ukuran itu dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman dalam coitus. Standart diameter yang mampu diterima vaginapun memiliki jangkauan yang luas, sekalipun diameter penis hanya sekitar 1 cm, ukuran tersebut masih mampu untuk memberi 'rasa' kepada seorang perempuan dalam suatu coitus, tetapi ukuran standart penis adalah kira-kira 4 cm sampai 5 cm. Saya tidak tahu ukuran maksimum dari penis yang mampu diterima oleh vagina, tetapi berapapun ukuran penis, mau besar atau kecil, mau panjang atau pendek, memberikan 'rasa' yang sama kepada seorang perempuan dalam suatu coitus, tetapi ukuran lebih mempengaruhi psikologis atau kejiwaan bukan pada realitanya, realitanya rasanya adalah sama saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar